Syawal 1429 H IA masih menatap undangan yang bergerak perlahan mengikuti angin. Kemudian ia menyandarkan diri di tembok dan sesekali melihat undangan yang sempat ia buka beberapa hari yang lalu. Wajahnya kusut dan memelas seperti tak ada lembaran penyambung hidup di kantongnya. Andai ia diterima kerja di pabrik bulan ini, mungkin ia bisa memperoleh pemasukan.
Jika tak ada pemasukan, apa layak menghadiri pesta pernikahan? Biasanya, orang menyebut resepsi pernikahan dengan sebutan bowo. Di acara tersebut ada semacam kotak infak yang dihias sedemikian rupa hingga jauh dari kesan kotak infak itu sendiri. Malahan ada juga bentuknya seperti pot bunga yang besar sekali. Namun, fungsinya sama saja. Untuk mengisi amplop. Tapi masalahnya, mau diisi apa? Uang pun tak ada. Jika ada paling buat beli pulsa dengan nominal terendah. Apa tidak perlu datang? Ah, bukankah menghadiri undangan itu wajib? “Assalamu’alaikum.” “Waalaikumussalam.” Bejo akhirnya datang juga. Rambutnya klimis dan mengenakan baju kotak-kotak sekaligus memamerkan motor keluaran terbaru miliknya.
Klik Disini Selengkapnya
0 komentar:
Post a Comment